06 Agustus, 2009

SEJARAH RESIMEN MAHASISWA MAHAKARTA PROVINSI DIY


Resimen Mahasiswa merupakan organisasi yang terbentuk dari embrio TRIP, Tentara Pelajar, dan corps mahasiswa pada masa perang kemerdekaan. Dari dasar itulah Menwa Indonesia dipersiapkan dan dibentuk sebagai pasukan untuk bertempur melawan musuh dan langsung terjun ke lapangan untuk mempertahankan keutuhan NKRI. Ketika masa Tritura Menwa Indonesia ikut serta dalam mobilisasi ke daerah perbatasan setelah perang kemerdekaan tahun 1960-an, Menwa Indonesia merubah visi dan misinya sebagai suatu pasukan cadangan Nasional di bawah Komando TNI. Kemudian Menwa hadir di kalangan civitas akademika sebagai wujud bela Negara. Ketika wajib latih mahasiswa dan pembentukan Resimen Mahasiswa dari tahun 1959 s/d 1965 lahirlah peraturan yang mewajibkan pembentukan Menwa di setiap Kodam di Indonesia. Pembentukan Resimen Mahasiwa Mahakarta dimulai sejak tahun 1962 dengan diadakannya pertemuan antara Dewan atau Senat Akademik beberapa Perguruan Tinggi yang ada di Yogyakarta yang meghasilkan pembentukan Resimen Pembangunan pada tanggal 15 Januari 1962 secara de-facto dan de-jure berdirilah Resimen Pembangunan Mahakarta. Ketika itu Prof. Herman Yohannes yag menjabat sebagai Rektor UGM dilantik sebagai Komandan Resimen Pembangunan Mahakarta oleh Letjen TNI Ahmad Yani pada tanggal 10 Januari 1963. Setahun kemudian Resimen Pembangunan diikutsertakan dalam mobilisasi umum di daerah Irian Barat dan perbatasan Kalimatan. Pada tahun 1977 keluarlah Surat Ketetapan Bersama 3 Menteri yaitu Menteri P dan K, Menteri Pertahanan dan Menteri Dalam Negeri mengenai pembentukan Resimen Mahasiswa di setiap Perguruan Tinggi di Indonesia yang berkonsep pada Bela Negara, sedangkan Resimen Mahasiswa Mahakarta Yogyakarta resmi terbentuk tanggal 19 April 1977 meskipun Menwa di DIY telah ada sejak 10 Januari 1963

MENWA MAHAKARTA MENEMUI DPRD TINGKAT I DIY

Resimen Mahasiswa Mahakarta melakukan aksi kebulatan tekad dengan berjalan berarakan, berkumpul di Mako Menwa UGM Bunderan UGM menuju kantor DPRD Tingkat I DIY hari ini (29 Mei 2000) mulai pukul 09.30 yang diikuti sejumlah 275 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta. Diterima oleh Wakil Ketua DPRD Tk. I DIY dan Ketua Komisi A DPRD, sejumlah wakil terdiri dari unsur Komandan Satuan Menwa se-Mahakarta bersama Ketua Tim Progresif Menwa Mahakarta menyampaikan pernyataan sikap Resimen Mahakarta (terlampir). Hal ini disambut baik oleh DPRD Tk I DIY dan memberikan pernyataan bahwa DPRD Tk I DIY mendukung Menwa Mahakarta DIY tetap eksis di DIY meskipun SKB dicabut dan Menwa dibubarkan, yang disampaikan sesaat setelah Dewan mendengar dengan cermat pernyataan sikap dan argumentasi para wakil Menwa Mahakarta di ruang pertemuan DPRD DIY. Aspirasi tersebut akan segera dibawa kepada forum DPRD DIY dan akan diteruskan ke DPR RI.

PERNYATAAN SIKAP

RESIMEN MAHASISWA MAHAKARTA YOGYAKARTA

WIDYA CASTRENA DHARMA SIDDHA

(Memenuhi kewajiban dengan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan)

MERDEKA !!!!!!!!

Indonesia sebagai sebuah negara yang besar, dengan kekayaan alam yang sangat melimpah, posisi yang sangat strategis, saat ini telah kehilangan ke Indonesiaannya. Rakyatnya yang ramah tamah, santun, seolah hanya tinggal kenangan. Sangat ironis mengingat begitu banyak orang yang saat ini berjuang mengatas-namakan rakyat. Akan tetapi justru akhirnya rakyatlah yang menjadi korban.

Ketergantungan yang terlalu besar pada hutang luar negeri, berkembangnnya disintegrasi bangsa, kekuatan politik yang saling menjatuhkan, semaraknya balas dendam politik di semua lapisan masyarakat, pelecehan terhadap hukum, bahkan sampai penjualan terhadap pulau-pulau di tanah air, menjadi fenomena yang seolah-olah suatu hal yang sah dan wajar untuk terjadi.

Hal tersebut menimbulkan suatu pertanyaan besar????????. Sudah sedemikan hancurkah Indonesia?????. Ternyata sebuah revolusi telah terjadi, negara ini berada di suatu jurang, dengan dua pilihan. Pertama, mengedepankan kepentingan pribadi/golongan yang telah di poles dengan cantik seolah-olah menjadi kepentingan rakyat, yang akhirnya hanya akan menyebabkan bangsa yang kita cintai ini menuju sebuah kehancuran, atau pilihan kedua, tetap berjuang bersama seluruh komponen bangsa yang

menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, nasionalisme, kebangsaan, solidaritas dan hak asasi manusia, untuk bersama-sama keluar dari krisis. Akan tetapi sayangnya nilai-nilai tersebut saat ini dijalankan secara sepotong-potong tergantung kebutuhan masing-masing pihak.

Fenomena lain yang cukup menarik juga telah terjadi menyangkut akan dihapusnya sebuah komponen bangsa yang peduli terhadap nilai-nilai luhur tersebut, yaitu Resimen Mahasiswa (Menwa). Dengan mengangkat isu-isu lama tentang Menwa, seperti budaya kekerasan, intel militer, anti demokrasi, kaki tangan rektor, lahir oleh SKB 3 Menteri (Mendiknas, Menhan, Mendagri), dan lain-lain. Di mana isu-isu tersebut muncul dari pihak-pihak yang tidak memahami Menwa secara keseluruhan. Mereka melihat bahwa Menwa identik dengan ABRI/TNI karena Menwa berseragam warna hijau maka serta-merta hal tersebut melekat pada diri Menwa. Dan perlu ditekankan bahwa Menwa lahir bukan karena SKB 3 Menteri, melainkan tumbuh dari kesadaran bela negara, nasionalisme dan kebangsaan dari mahasiswa.

Menyangkut hal tersebut ada beberapa hal yang perlu ditegaskan dan dimengerti, yaitu: Menwa adalah lembaga pengkajian dan aplikasi bela negara di lingkungan kampus. Menwa adalah laboratorium penanaman nilai kebangsaan, nasionalisme, demokrasi dan solidaritas. Menwa adalah lembaga yang mengaplikasikan kemampuan anggotanya dalam halbela negara dan pembangunan masyarakat. Menwa bukan merupakan kepanjangan tangan salah satu pihak. Pengkritisian terhadap semua lembaga selalu dilakukan dengan cara yang santun. Walaupun sekarang ini Menwa dikekang oleh sistem, diserang dengan opini yang 'miring', dengan penuh kesadaran akan kelangsungan hidup bangsa, Menwa akan terus hidup sebagai salah satu komponen bela negara dan komponen pembangunan masyarakat.

Menyikapi permasalahan bangsa yang mendesak, maka Resimen Mahasiswa Mahakarta: Menuntut pemerintah untuk lebih peka dan tanggap terhadap masalah-masalah kebangsaan. Menuntut kepada elit politik untuk menghentikan konflik horisontal maupun vertikal dan mulai bertindak menyelesaikan permasalahan dengan mengedepankan kepentingan bangsa. Menuntut kepada pemerintah untuk membina dan mengembangkan komponen-komponen bangsa yang sadar akan bela negara dan wawasan kebangsaan.

Menuntut pemerintah untuk tidak terjebak melakukan dendam politik tapi harus bertindak obyektif menyeluruh. Menuntut pemerintah mengoptimalkan pembinaan generasi muda dengan menanamkan nilai nasionalisme dan kebangsaan.

Kepada seluruh rakyat Indonesia Resimen Mahasiswa Mahakarta menyerukan:

Bersama-sama membentuk oposisi obyektif baik secara individu maupun lembaga, yang selalu mengkritisi segala kebijakan pemerintah, dan selalu siap menjalankan bersama kebijakan tersebut disaat itu merupakan jalan keluar bagi kita untuk terlepas dari krisis yang menimpa bangsa Indonesia yang kita cintai bersama.

Ibu Pertiwi ingin negeri ini tetap berdiri dengan gagah, tercapai kemakmuran bagi rakyatnya. Dan bekerja bersama adalah caranya.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa merestuinya.

Amin.

RESIMEN MAHASISWA MAHAKARTA

“lambang menwa sendiri adalah bulu dan senapan yang saling bersilang. Posisi bulu yang berada di atas senapan menegaskan bahwa menwa adalah intelektual sipil bukan militer, dan tugas utama seorang menwa adalah tetap belajar dan belajar untuk pembangunan indonesia”

“pejuang pemikir=pejuang yang berintelektual dengan ilmu yang diperoleh dari universitas, pemikir pejuang= intelektual muda yang memiliki nasionalisme, dan siap mempertahankannya dari ancaman pihak lain”

SUMBER : http://mahakarta.co.cc/1_7_Sejarah.html

3 komentar:

  1. pejuang pemikir dan pemikir pejuang....
    mantabs...
    kunjungi juga sejarah Menwa Yon VII Mahawarman....
    http://menwa.ipb.ac.id

    BalasHapus
  2. hak pribadi intel:
    kekayaan sepeser rupiahpun bukan hasil curian

    BalasHapus
  3. kekayaan pribadi intel tanpa korupsi sepeser rupiahpun hak

    BalasHapus